Article Rohin

Artikel

Setiap manusia yang meyakini sebuah agama, maka akan memiliki kepercayaan terhadap suatu hal, begitu pula kepercayaan yang diyakini oleh umat hindu. Kepercayaan-kepercayaan tersebut terkandung dalam Panca Sradha seperti yang dikutip pada Yajur Veda XIX.30 yakni :
“Çraddhaya satyam apnoti, çradham satye prajapatih”
yang artinya : dengan sradha orang akan mencapai Tuhan, Beliau menetapkan, dengan sradha menuju satya. (Yajur Veda XIX.30)

Secara etimologi panca sradha berasal dari kata panca yang artinya lima dan sradha yang berarti keyakinan. Sehingga, panca sradha adalah lima keyakinan yang dimiliki oleh umat Hindu. Lima kepercayaan tersebut yaitu

  1. Percaya terhadap adanya brahman
  2. Percaya terhadap adanya atman
  3. Percaya terhadap adanya karmaphala
  4. Percaya terhadap adanya punarbhawa
  5. Percaya terhadap adanya moksa

Diantara kelima kepercayaan tersebut, kepercayaan akan reinkarnasi atau kelahiran kembali merupakan kepercayaan yang tidak diyakini oleh kebanyakan agama yang diyakini di dunia ini. Reinkarnasi yang diyakini oleh umat hindu tersebut diyakini sebagai punarbhawa atau samsara. Punarbhawa berasal dari kata punar yang berarti kembali dan bhawa yang berarti menjelma/lahir. Punarbhawa ialah keyakinan terhadap kelahiran yang berulang- ulang yang disebut juga penitisan atau samsara. Dalam Pustaka suci Weda tersebut dinyatakan bahwa penjelmaan jiwatman berulang- ulang di dunia ini atau di dunia yang lebih tinggi disebut samsara. Kelahirannya yang berulang- ulang ini membawa akibat suka dan duka. Punarbhawa atau samsara terjadi oleh karena jiwatman masih dipengaruhi oleh Wisaya dan Awidya sehingga kematiannya akan diikuti oleh kelahiran kembali. Seperti yang terkandung dalam Bhagavad Gita IV.5

“bahuni me vyatitani janmani tava carjuna, tany aham veda sarvani na tvam vettha parantapa”.

yang mengandung arti : Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu, demikian pula kelahiranmu,Arjuna; semuanya ini Aku mengetahuinya, tetapi engkau sendiri tidak, wahai Arjuna.

Segala perbuatan ini menyebabkan adanya bekas (wasana) pada jiwatma. Bekas- bekas perbuatan (karma wasana) itu ada bermacam- macam, jika yang melekat bekas- bekas keduniawian maka jiwatman akan lebih cenderung dan gampang ditarik oleh hal- hal keduniawian sehingga jiwatman itu lahir kembali. Kelahiran kembali tersebutlah merupakan kesempatan untuk atman dapat memperbaiki karma buruk dikehidupan sebelumnya sehingga semakin mendekatkan atman untuk mencapai tujuan agama hindu yaitu moksa.